Logo

Desa Puntari Makmur

Kabupaten Morowali

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

“Jujur itu Luhur, Korupsi itu Hancur!”

“Jujur itu Luhur, Korupsi itu Hancur!”

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 7 kali

“Jujur itu Luhur, Korupsi itu Hancur!”

Integrasi Nilai-Nilai Kuda Lumping dalam Upaya Pencegahan Korupsi di Desa

Kesenian tradisional memiliki peran penting dalam membangun karakter dan kesadaran masyarakat. Salah satu seni pertunjukan yang sarat nilai budaya adalah kuda lumping. Selain sebagai hiburan, kuda lumping menyimpan nilai-nilai luhur yang dapat dikembangkan menjadi media kampanye antikorupsi di tingkat desa.

Kuda Lumping: Seni yang Sarat Nilai Kebersamaan, Disiplin, dan Keberanian

Kuda lumping, dengan gerakan energik dan makna simboliknya, mencerminkan tiga nilai utama:

  1. Kebersamaan, yang terlihat dari kekompakan para penari dan pemain musik.

  2. Disiplin, melalui latihan rutin, ketaatan terhadap pola gerak, dan keselarasan kelompok.

  3. Keberanian, tercermin dari gerakan tegas, ketahanan fisik, dan mental para pelaku seni.

Nilai-nilai ini sejalan dengan prinsip integritas, keteguhan hati, dan tanggung jawab moral yang menjadi dasar dalam melawan korupsi.

Integrasi Nilai Kuda Lumping dalam Pesan Antikorupsi

Kesenian ini dapat dijadikan sarana penyampaian pesan antikorupsi yang edukatif, komunikatif, dan mudah diterima oleh masyarakat desa.

Pesan yang disampaikan sederhana namun kuat, sehingga mudah diingat oleh masyarakat. 

“Jujur itu Luhur, Korupsi itu Hancur!”

Jargon ini menekankan bahwa kejujuran adalah nilai luhur yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh warga desa, sementara korupsi merupakan tindakan yang merusak, menghambat pembangunan, dan menghancurkan kepercayaan masyarakat.

Peran Masyarakat dalam Menguatkan Kampanye Budaya Antikorupsi

Kampanye antikorupsi berbasis budaya akan berhasil jika masyarakat turut berpartisipasi. Pemerintah desa, tokoh adat, tokoh pemuda, dan sanggar seni dapat bekerja sama dalam menciptakan ruang pertunjukan yang edukatif dan inspiratif. Dengan menghidupkan tradisi sambil membawa pesan moral, desa dapat memperkuat benteng budaya terhadap praktik koruptif.

Kesimpulan

Kuda lumping bukan sekadar hiburan, tetapi juga modal budaya yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kesadaran antikorupsi. Dengan memadukan nilai kebersamaan, disiplin, dan keberanian yang terkandung dalam kesenian ini, masyarakat desa dapat didorong untuk menjunjung integritas. Melalui pesan kuat seperti “Jujur itu Luhur, Korupsi itu Hancur!”, kampanye antikorupsi akan lebih mudah diterima, dipahami, dan dihayati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Puntari Makmur

Kecamatan Wita Ponda

Kabupaten Morowali

Provinsi Sulawesi Tengah

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia